BIDANG KEAGAMAAN


    Hasil gambar untuk perkembangan keagamaan pada masa turki usmani Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat.
                Pada masa Turki Usmani tarekat juga mengalami banyak kemajuan. Tarekat yang paling berkembang adalah Tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Kedua tarekat ini banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer.
                Di pihak lain, kajian ilmu keagamaan seperti fiqih, ilmu kalam, tafsir, dan hadits bisa dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung menegakkan satu faham (madzhab) keagamaan dan menekan madzhab yang lain. Misalnya saja Sultan Abd Hamid II, lebih fanatik terhadap aliran Asy’ariyah. Akibat kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang. Ulama hanya menulis dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasyiyah (semacam catatan) terhadap karya masa klasik.       

               Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada  kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
         1.Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
         2.Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
         3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada titik temu antara Asia dan Eropa.
                Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani
    Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat. Pada masa Turki Usmani tarekat juga mengalami banyak kemajuan. Tarekat yang paling berkembang adalah Tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Kedua tarekat ini banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Di pihak lain, kajian ilmu keagamaan seperti fiqih, ilmu kalam, tafsir, dan hadits bisa dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung menegakkan satu faham (madzhab) keagamaan dan menekan madzhab yang lain. Misalnya saja Sultan Abd Hamid II, lebih fanatik terhadap aliran Asy’ariyah. Akibat kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang. Ulama hanya menulis dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasyiyah (semacam catatan) terhadap karya masa klasik.[7] Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain: 1. Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat. 2. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar. 3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada titik temu antara Asia dan Eropa. Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani.

    Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt
    Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat. Pada masa Turki Usmani tarekat juga mengalami banyak kemajuan. Tarekat yang paling berkembang adalah Tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Kedua tarekat ini banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Di pihak lain, kajian ilmu keagamaan seperti fiqih, ilmu kalam, tafsir, dan hadits bisa dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung menegakkan satu faham (madzhab) keagamaan dan menekan madzhab yang lain. Misalnya saja Sultan Abd Hamid II, lebih fanatik terhadap aliran Asy’ariyah. Akibat kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang. Ulama hanya menulis dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasyiyah (semacam catatan) terhadap karya masa klasik.[7] Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain: 1. Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat. 2. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar. 3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada titik temu antara Asia dan Eropa. Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani.

    Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt
    Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat. Pada masa Turki Usmani tarekat juga mengalami banyak kemajuan. Tarekat yang paling berkembang adalah Tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Kedua tarekat ini banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Di pihak lain, kajian ilmu keagamaan seperti fiqih, ilmu kalam, tafsir, dan hadits bisa dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung menegakkan satu faham (madzhab) keagamaan dan menekan madzhab yang lain. Misalnya saja Sultan Abd Hamid II, lebih fanatik terhadap aliran Asy’ariyah. Akibat kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang. Ulama hanya menulis dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasyiyah (semacam catatan) terhadap karya masa klasik.[7] Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain: 1. Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat. 2. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar. 3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada titik temu antara Asia dan Eropa. Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani.

    Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt
    Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain: 1. Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat. 2. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar. 3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada pada titik temu antara Asia dan Eropa. Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani.

    Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    KERAJAAN TURKI

    SULTAN MURAD I

    BIDANG EKONOMI